Wednesday, March 18, 2015

Bakat

Hobbiku dan Cita-citaku


     Saya akan menulis hasil observasi saya mengenai bakat. Kali ini bakat dari salah satu tetangga saya bernama Ikhtiar Liestiadi berumur 13 tahun dan mempunyai bakat bermain drum.

       Adi ini meulai menyukai bermain drum dari sejak berumur 5 tahun, awal nya adi suka memukul mukul semua benda yang ada di sekitar nya sampai akhir nya ayah adi memutuskan untuk menawarkan adi les drum di salah satu tempat musik dan adi pun mau dan sangat antusias dalam menjalani kegiatan les drum nya ini.

      Sampai sekarang adi pun masih les drum dan mengikuti ekskul bermain drum di sekolah nya , adi pernah mengikuti lomba di beberapa mall dan akhir nya menang, adi jika besar ingin menjadi drummer yang terkenal nantinya dan keluarga dari adi pun mendukung hobbi dan bakat yang dimiliki anaknya.

Monday, March 16, 2015

Kondisi Pendidikan diIndonesia

Kondisi Pendidikan diIndonesia



         Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Di katakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan perdaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan.Bagi bangsa indonesia krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajaran yangluar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat menatap dan membangun masadepan dengan semangat yang lebih optimis. Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang kita kenal sekarangadalah hasil perkembanagan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa kita.Pada masa yang telah lewat, dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yangdibutuhkan oleh masyarakat terus menerus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka, yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar. Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kita dalam pengung kapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu, kemungkinan adanya pendidikan terkekung oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna tujuan pendidikan tersebut.

         Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari cita-cita bangsa. Pertama, kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis dan tak terjangkau rakyat miskin. Dalam hal ini, pemerintah dituding membuat kebijakan yang diskriminatif sehingga menyulitkan rakyat kecil mengakses pendidikan.Kedua, lahirnya sistem pendidikan yang tidak memberdayakan. Dalam konteks ini, kebijakan yang dibentuk semata-mata untuk mendukung status quo dan memapankan kesenjangan sosial (Darmaningtyas, 2005, Pendidikan Rusak-Rusakan). Ketiga,kurangnya orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat realitas anak-anak yang bertindak amoral, sehingga sering dikatakan pendidikan minus budi pekerti.

Jangan sampai baik buruknya prestasi siswa hanya dibebankan kepada guru. Semua elemen harus mendukung dalam tercapainya prestasi belajar siswa. Terutama peran orang tua sangat vital dalam berhasil tidaknya siswa sekolah. Anak usia SD, SMP, maupun SMA harus dipantau dan diawasi oleh orang tua masing-masing ketika berada di rumah. Baik itu porsi belajar serta teman bermain. Hal ini untuk mengantisipasi bebasnya anak bergaul ataupun berteman dengan siapa pun. Karena lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang menunjang terbentuknya pribadi pelajar tersebut.

Realitas saat ini, masih banyak siswa yang belum memiliki pribadi yang baik, tidak memiliki tata krama ketika berbicara dengan gurunya, bahkan secara terang-terangan berani melawan atau pun membantah nasihat guru. Sungguh ironi yang perlu dituntaskan sampai ke akar-akarnya. Peran orang tua juga harus ikut mendukung, di rumah siswa harus diajari tata krama yang baik, sopan santun, maupun diajari tutur kata yang lemah lembut. Sampai saat ini, pada tahun 2012 kesadaran siswa terhadap tata krama semakin berkurang. Bahkan sikap nyapu rancang dalam bahasa jawa pun sebagian besar mereka tidak tahu.

Dari tahun ke tahun, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan maju. Negara Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara yang lain. Perlu kita ketahui sebuah negara dikatakan maju bila pendidikan di negara tersebut juga maju. Nah saat ini, kesadaran siswa akan kewajibannya untuk belajar semakin hilang. Mereka hanya ingin sesuatu yang instan tanpa berusaha dengan gigih. Alhasil ketika menilik nilai semesteran yang baru selesai dilaksanakan. Sebagian besar dari mereka harus melakukan remidi untuk memperbaiki nilainya. Sungguh PR besar yang harus dilakukan baik oleh orang tua maupun guru di sekolah tersebut jika ingin negara Indonesia tidak tertinggal dengan negara lainnya.


Beberapa faktor yang mengakibatkan mutu pendidikan sulit untuk ditingkatkan antara lain:
1. Kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function yang tidak konsekuen.
2. Penyelenggaraan pendidikan secara sentralistik dan Jawa sentris. Keputusan birokrasi dalam hal ini hampir menyentuh semua aspek sekolah, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah tersebut. Akibatnya, sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan lembaganya.
3. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan pendidikan masih kurang. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan hanya bersifat dukungan dana. Padahal yang lebih penting adalah partisipasi dalam hal proses pendidikan yang meliputi; (1) pengambil keputusan, (2) monitoring, (3) evaluasi, dan (4) akuntabilitas.

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu:
1. Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Pemerintah bertanggung jawab untuk menanggung biaya pendidikan bagi warganya, baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta.
2. Manajemen pengelolaan pendidikan
Manajemen pendidikan yang baik harus memperhatikan profesionalisme dan kreativitas lembaga penyelenggara pendidikan
3. Bebaskan sekolah dari suasana bisnis
Sekolah bukan merupakan ladang bisnis bagi pejabat Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru maupun perusahaan swasta. Tetapi sekolah merupakan tempat untuk mencerdaskan bangsa.
4. Perbaikan kurikulum
Penyusunan kurikulum hendaknya mempertimbangkan segala potensi alam, sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang ada. Pendidikan demokratis harus membekali warga negara dengan dasar yang teguh dalam sosio-ekonomis, mendorong tanggung jawab dan tindakan yang berani di segala bidang, memerangi penyalahgunaan propaganda
5. Pendidikan Agama
Pendidikan agama di sekolah bukan sebagai penyampaian dogma atau pengetahuan salah satu agama tertentu pada siswa tetapi sebagai penginternasionalisasian nilai-nilai kebaikan, kerendahan hati , cinta kasih dan sebagainya.
6. Pendidikan yang melatih kesadaran kritis
Sikap yang kritis dan toleran, akan merangsang tumbuhnya kepekaan sosial dan rasa keadilan. Oleh karena itu diharapkan bisa mengatasi kemelut sosial, budaya, politik dan ekonomi bangsa ini.
7. Pemberdayaan Guru
Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif, terampil, berani berinisiatif serta memiliki sikap politik yang jelas.
8. Memperbaiki kesejahteraan Guru
Guru merupakan faktor dominan dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu upaya perbaikan kesejahteraan guru perlu ditingkatkan. Dengan demikian, guru tidak hanya dituntut untuk meningkatkan wawasan maupun mutu mengajarnya serta meghasilkan output yang baik.

sensasi dan persepsi

Sensasi dan Persepsi


Pengertian Sensasi

Sensasi (sensation)  berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Proses penginderaan itu melalui rangsang dari inderawi. Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi dari lingkungan luar.
Benyamin B. Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.

Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi (perception) berasal dari bahasa Latin perception, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978). Persepsi itu sendiri adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka dan seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan. Dengan kata lain,persepsi itu adalah sebuah respons yang kita berikan akibat dari sensasi yang kita terima dan respons tersebut cenderung berhubungan dengan pengalaman kita. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :
  1. Ketersediaan informasi sebelumnya
            Ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.

2. Kebutuhan
            Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
3. Pengalaman masa lalu
            Sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
4.    Faktor Ekspektansi

            Faktor ini adalah factor yang sangat dominan dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan  kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
            Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi dan konteks.
1.    Emosi
            Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure)  adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.

2.  Impresi
            Stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya

3.  Konteks
            Walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
  
            Selain itu ada pula faktor lain, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
·         Faktor Internal
            Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Faktor internal  yang mencakup beberapa hal antara lain :
·         Fisiologis
            Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
·         Perhatian
            Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
·         Minat
            Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
·         Kebutuhan yang searah
            Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
·         Pengalaman dan ingatan
            Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
·         Suasana hati
            Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

·         Faktor Eksternal

            Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
·         Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
·         Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
·         Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
·         Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
·         Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

            Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :
1) Pelaku persepsi (perceiver)
2) Objek atau yang dipersepsikan
3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
            Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu(Robbins,2003).
            Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
1.    Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.
2.    Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat.
3.    Faktor-faktor pengaruh kelompok.
4.    Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
            Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu.
            Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan.
·         Faktor Personal
            Persepsi bukan hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. ketika di perlihatkan suatu gambar pada orang lapar dengan orang yang kenyang, maka orang lapar akan menanggapi gambar sebagai makanan, daripada orang yang tidak lapar. Krech dan Crutchfield (Rakhmat, 2003) merumuskan dalil “persepsi bersifat selektif secara fungsional”, artinya objek-objek yang mendapat tekaanan dalam persepsi individu biasanya merupakan objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
1.    kebutuhan
2.    suasana mental
3.    suasana mental
4.    latar belakang budaya
5.    kerangka rujukan

·         faktor Struktural
            Persepsi dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. apabila kita memersepsikan sesuatu, menurut aliran “GESTATL” kita memersepsinya sebagai suatu keseluruhan (rakhmat,2003). Berbagai cara menyusun stimuli dikenal dengan Hukum Gestalt (yang dikemukakan oleh sekelompok psikolog aliran gestalt). Gestalt artinya kesulurah atau konfigurasi.Ide dasarnya adalah bahwa stimuli dikelompokkan menjadi pola yang paling sederhana yang memilki arti.
Tiga prinsip utamanya adalah
1.    prinsip kedekatan
2.    prinsip kesamaan
3.    prinsip kelengkapan
Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
·         Perhatian (Attention)
            Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
·         Faktor Eksternal Penarik Perhatian
            Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
·         Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
·         Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
·         Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
·         Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.
Faktor Internal Penarik Perhatian
Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :
·         Faktor-faktor Biologis
·         Faktor-faktor Sosiopsikologis.
·         Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.

Proses Sensasi Menjadi Persepsi (Plotnik,2005)
    1) Stimulus yang berupa cahaya, suara,suhu2) Transductive -> sinyal listrik -> implus syaraf. alah proses dimana panca indera merubah energy fisik ke sinyal-sinyal listrik yang kemudian menjadi implus syaraf dan diteruskan ke otak untuk diproses.3) Brain : Primary Areas -> ialah implus syaraf yang menjadi sensasi4) Brain : Association Areas -> ialah sensasi yang diubah menjadi image yang bermakna (persepsi)5) Personalized perception ialah pengalaman, lingkungan, emosi, ingatan-ingatan personal akan menambah persepsi kita.Oleh karena itu persepsi bisa tidak mencerminkan stimulus aslinya. Persepsi dapat bias, berubah, atau terdistorsi.Proses merubah sensasi menjadi persepsi dipengaruhi oleh keadaan diri kita (apakah diri kita dalam keadaan sadar, khawatir, emosional, mengantuk, termotivasi atau dipengaruhi oleh obat-obatan ilegal)

Wednesday, March 11, 2015

Manfaat Mengetahui Bakat Bagi Diri Sendiri




Manfaat Mengetahui Bakat Bagi Diri Sendiri





    Bakat adalah kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus misalnya, kemampuan berbahasa, kemampuan bermain dan lain-lain. Bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang tidak sama. Ada yang berbakat di bidang main bola, melukis, mengarang, menyanyi dan lain sebagainya. Dari ketidaksamaan inilah maka tiap-tiap orang akan mencapai karir yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan pengembangkanya. Namun adapula bakat yang tidak berkembang, bakat seperti itu di sebut bakat terpendam. Dengan tidak adanya faktor penunjang dan usaha untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut lama-kelamaan akan hilang.

      Ada beberapa cara mengembangkan bakat yaitu dengan berani memulai, berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dsb), berani bertarung. Keberanian akan membuat kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala selain keberanian mengembangkan bakat perlu di dukung dengan latihan dan lingkungan yang bisa membuat kita lebih percaya diri dalam mengembangkan bakat yang kita punya.

      Untuk itu ada pentingnya kita mengenali dan mengembangkan bakat sejak dini. Dengan mengetahui bakat yang dimiliki kita jadi tahu potensi kita dan bisa dikembangkan untuk merencanakan masa depan,Dengan mengetahui bakat yang dimiliki kita bisa merencanakan mengembangkannya dengan demikian juga turut merencanakan masa depan, untuk menentukan tugas atau kegiatan, Dengan mengetahui bakat yang dimiliki kita bisa memilih kegiatan apa yang akan kita lakukan sesuai dengan bakat yang kita miliki.


      Contoh nya kalau kita memiliki bakat menari tradisional sejak kecil kita harus ikut sanggar yang bisa membuat kita lebih mendalami bakat itu dan kita juga harus sering mengikuti lomba-lomba agar kita bisa lebih berani tampil di depan orang banyak sejak kecil dan peran orang tualah disini yang paling penting untuk mensuport anaknya.