Monday, November 6, 2017

Elemen-elemen Sistem Informasi Psikologi

Hasil gambar untuk sistem informasi psikologi

Karakteristik, Elemen Sistem, dan Model Sistem Informasi Psikologi (Manual)
Untuk membangun sistem informasi psikologi, kita perlu menyiapkan kebutuhan untuk elemen sistem dan karakter sistem yang akan dibangun. Berikut akan diuraikan mengenai elemen sistem dan karakter sistem beserta model system informasi psikologi secara manual.

A.    Elemen Sistem
Hasil gambar untuk elemen elemen sistem informasi psikologiSistem Menurut Jogianto (2005) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.:
a.       Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
b.      Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
c.       Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
d.      Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
e.       Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

B.     Karakteristik Sistem


Hasil gambar untuk karakteristik sistem informasi psikologiUntuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya Suatu sistem bisa dikatakan sebagai sebuah sistem informasi apabila memenuhi karakteristik utama dari sebuah sistem informasi.
Menurut Jogianto (2005) Sistem itu dikatakan sistem yang baik, jika memiliki karakteristik yaitu:
a.       Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
b.      Batasan sistem.
Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.
c.       Lingkungan Luar Sistem.
Lingkungan luar (evinronment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dana dapat juga bersifat menguntungkan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. sedang lingkunagn luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kalangsungan hidup dari sistem.
d.      Penghubung Sistem
Penghubung (interfance) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan.
e.       Masukan Sistem
Masukan (input) sistem adalah energi yang masukan kedalam sistem. masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya tersebut dapat beroperasi.signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. sebagai contoh didalam komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f.       Keluaran Sistem
Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklafikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
g.      Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
h.      Sasaran Sistem
Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan. Dengan adanya sasaran sistem, maka kita dapat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran apa yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan berhasil apabila mencapai/mengenai sasaran atau pun tujuan.
         
C.     Model Sistem Psikologi
Alat tes CPM (Colours Progressive Matrices) merupakan salah satu alat tes terbaik untuk mengukur inteligensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan abstrak atau pemahaman non verbal. CPM dipergunakan untuk mengukur taraf  kecerdasan boagi anak-anak yang berusia 5 sampai 11 tahun. CPM selain dapat digunakan bagi anak normal dapat pula digunakan bagi anak abnormal.
Aspek yang diukur
Raven berpendapat bahwa tes CPM dimaksudkan untuk mengungkap aspek:
1.      Berpikir logis.
2.      Kecakapan pengamatan ruang.
3.      Kemampuan untuk mencari dan mengerti hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagian, jadi termasuk kemampuan analisa dan kemampuan integrasi.
4.      Kemapuan berpikir secara analogi. 
Tujuan Sistem
Tujuan tes CPM adalah untuk mengungkapkan taraf kecerdasan atau mengukur inteligensi umum, dimana CPM dapat mendeskripsikan kemampuan abstrak atau pemahaman non verbal.
Elemen Sistem
1.      Masukan (input) : Memilih satu jawaban yang sesuai dengan kotak bagian yang hilang.
2.      Pengolahan (proses) : Klik pada jawaban yang dipilih.
3.      Keluaran (output): Skor atau hasil yang didapatkan.
4.      Umpan balik/ kontrol : mengetahui taraf kecerdasan individu yang bersangkutan.
Karakter Sistem
1.      Komponen : Bagian-bagian yang mendukung pembuatan sistem Tes CPM online
2.      Batasan sistem (Boundary)
3.      Lingkungan luar sistem (environtment)
4.      Penghubung sistem (interface)
5.      Masukan sistem (input) : Memilih satu jawaban yang sesuai dengan kotak bagian yang hilang.
6.      Keluaran sistem (output) : Skor atau hasil yang didapatkan.
7.      Pengolah sistem : Klik pada jawaban yang dipilih.
8.      Sasaran sistem: Individu yang ingin mengetahui taraf kecerdasaan atau inteligensi umum.
DAFTAR PUSTAKA
Jogianto, H., M. (2005). Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta.


https://id.wikipedia.org/wiki/Elemen diakses pada tanggal 05 November 2017

Sunday, October 1, 2017

Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi



Hasil gambar untuk sistem informasi psikologi
  • Pengertian Sistem 
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama unruk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Berikut adalah pengertian sistem menurut para ahli:
  1. Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling tergorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain 
  2. Menurut Murdick, R. G. sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan tertentu  
  3. Murdick dan Ross (dalam Al Fatta, 2007) mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.
  4. Marimin, Tanjung H., dan Prabowo H (2006) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. 
  5. Indrajit (dalam Hutahaean, 2014) berpendapat bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas sistem adalah suatu kumpulan elemen atau komponen yang digabungkan menjadi satu yang memiliki unsur keterkaitan satu sama lain.

  • Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari bahasa Prancis kuno (informacion) yang juga diambil dari bahasa Latin (informationem) yang memiliki arti garis besar, konsep, atau ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan. Berikut adalah beberapa definisi informasi dari para ahli:
  1. Al Fatta (2007) menyampaikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. 
  2. Mc Leod (dalam Al Fatta, 2007) mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
  3. Menurut Anton M. Moeliono informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisi atau kesimpulan 
  4. Menurut Obert G Murdick  informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan
 Berdasarkan uraian diatas informasi adalah data yang telah didapat dan diolah kemudian memiliki arti dan digunakan untuk tujuan penjelasan.


  • Pengertian Psikologi
Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘psyche’ yang berarti jiwa dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Jadi, secara etimologis psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Berikut adalah definisi beberapa ahli mengenai psikologi:  
  1. Menurut Dakir (1993) mengemukakan bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
  2. Menurut Wilhelm Wundt adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman pengalaman yang timbul di dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak.
  3.  Menurut Bruno (1987) Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai ―ruh. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ―kehidup mental. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ―tingkah laku organisme. 
Berdasarkan uraian diatas psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan mental dan tingkah laku manusia.



Jadi Sistem Informasi Psikologi adalah suatu sistem atau tata cara yang merupakan kombinasi dari interaksi antara  manusia dan  alat teknologi, pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan penelitian. 


Daftar Pustaka:
Al Fatta, Hanif. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta
Dakir. (1993). Dasar-dasar psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Marimin., Tanjung, H., & Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo.




Friday, May 5, 2017

Psikoterapi

FAMILI THERAPY (TERAPI KELUARGA)




Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.
Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.
Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan bukan suatu mahluk yang terisolir.


Tujuan Terapi Keluarga
Tujuan pertama adalah menemukan bahwa masalah yang ada berhubungan dengan keluarganya, kemudian dengan jalan apa dan bagaimana anggota keluarga tersebut ikut berpartisipasi. Ini dibutuhkan untuk menemukan siapa yang sebenarnya terlibat, karenanya perlu bergabung dalam sesi keluarga dalam terapi ini, juga memungkinkan apabila diikutsertakan tetangga, nenek serta kakek, atau keluarga dekat yang berpengaruh. Ada cara tercepat dalam terapi dimana terapis keluarga membuat usaha untuk mempengaruhi seluruh anggota keluarga dengan menunjukan cara dimana mereka berinteraksi dalam sesi keluarga itu. Kemudian, setiap anggota keluarga diminta menyampaikan harapan untuk perkembangan diri mereka sebaik mungkin, umumnya untuk menyampaikan komitmen pada terapis.
Tujuan jangka panjang bergantung pada bagian terapis keluarga, apakah sebagian besar yang dilakukan untuk mengembangkan status mengenali pasien, klarifikasi pola komunikasi dlm keluarga, dll. Dalam survey, responden diminta menyebut tujuan primer dan sekunder mereka, untuk seluruh keluarga, kedalam 8 kemungkinan tujuan. Tujuan yang disebut sebagai tujuan primer ‘mengembangkan komunikasi’ untuk seluruh keluarga, ternyata lebih dipilih ‘mengembangkan otonomi dan individuasi’. Sebagian memilih ‘pengembangan symptom individu’ dan ‘mengembangkan kinerja individu’. Memfasilitasi fungsi individu adalah tujuan utama dari terapi individual, tetapi para terapis keluarga melihat sebagai bukan yang utama dalam proses perubahan keluarga yang luas, khususnya sistem komunikasi dan sikap anggota keluarga yang menghormati anggota lainnya.


Model terapi dalam keluarga
1.    Experiental / Humanistic
Tujuan dari terapi ini adalah insight, kematangan psikoseksual, penguatan fungsi ego, pengurangan gejala patologis, dan memuaskan lebih banyak relasi obyek. Kerangka umumnya adalah kejadian saat ini yaitu data terkini dan dari pengalaman yang diobservasi secara langsung. Aturan dari proses ketidaksadaran adalah pilihan bebas dan kesadaran akan kemampuan diri lebih penting dari pada motivasi yang tidak disadari. Fungsi utama dari terapis adalah sebagai fasilitator aktif pada potensi-potensi untuk pertumbuhan dan menyediakan keluarga pada pengalaman baru. Jenis-jenis terapi yang digunakan dalam pendekatan experimental / humanistic adalah sebagai berikut:
a. Terapi pengalaman (Experiental or symbolic family therapy). Menggunakan pendekatan non-teoritis dalam terapi tetapi lebih menekankan pada proses, yaitu sesuatu yang terjadi selama tahapan terapi keluarga dan bagaimana setiap orang mengalami perasaan-perasaan dan perubahan pada perilakunya.
b. Gestalt family therapy. Menekankan pada pengorganisasian diri secara menyeluruh. Fokus utamanya adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri (self support).
c. Humanistik. Terapis berperan dalam memperkaya pengalaman keluarga dan memperbesar kemungkinan setiap anggota keluarga untuk menyadari keunikan dan potensi mereka yang luar biasa.
d.  Pendekatan proses / komunikasi. Terapis dan keluarga bekerjasama untuk menstimulasi proses healting-promoting. Pendekatan yang digunakan adalah mengklarifikasi adanya ketidaksesuaian dalam proses komunikasi diantara anggota keluarga.

2.    Bowenian
Tujuan terapi adalah memaksimalkan diferensiasi diri pada masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari Bowen adalah mengutamakan masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang keluarga. Aturan dari ketidaksadaran adalah konsep terkini yang menyatakan konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak pada masa interaktif. Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat melalui penyatuan keluarga. Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang berorientasi pada psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu antar generasi dan peran-peran masa lalu dengan pendekatan yang membatasi perhatian pada unit keluarga dan pengaruhnya dimasa kini.
Bowen menggunakan 8 konsep dalam sistem hubungan emosional dalam keluarga yang digunakan Bowen untuk menganalisis kasus adalah sebagai berikut:
a.    Perbedaan individu
b.    Triangulasi
c.    Sistem emosional keluarga
d.   Proses proyeksi keluarga
e.    Pemutusan emosional
f.     Proses penularan multigenerasi
g.    Posisi saudara kandung
h.    Regenerasi masyarakat

3.    Psikodinamika
Tujuan dari terapi psikodinamika ini adalah pertumbuhan, pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih. Psikodinamika memandang keluarga sebagai sistem dari interaksi kepribadian, dimana setap individu mempunyai sub-sistem yang penting dalam keluarga, sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri dan bergerak kearah mereka sebagaiman sebuah kelompok. Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya membuat intepretasi terhadap pola perilaku individu dan keluarga.

4.    Behavioral
Tujuan dari terapi behavioral adalah merubah konsekuensi perilaku antara pribadi yang mengarah pada penghilangan perilaku maladaptif atau problemnya kerangka umum dari pendekatan behavioral adalah masa kini yang lebih memfokuskan pada lingkungan interpersonal yang terpelihara dan muncul terus dalam pola perilaku terkini. Fungsi utama dari terapis adalah direktif, mengarahkan, membimbing atau model dari perilaku yang diinginkan dan negoisasi kontrak. Jenis terapi keluarga yang biasa digunakan dalam pendekatan behaviora:
a.    Behavioral marital therapy
b.    Behavioral parent therapy

5.    Struktural
Tujuan dari model pendekatan struktural adalah perubahan pada konteks hubungan dalam rangka rekonstruksi organisasi keluarga dan merubah pola disfungsi transaksional. Kerangka umumm pendekatan struktural adalah masa kini dan masa lalu yaitu struktur keluarga dipandang dari pola transaksional permulaan, dengan kata lain struktur keluarga masa kini dipengaruhi oleh pola-pola transaksional sebelumnya. Fungsi dari terapis adalah direktur panggung, yaitu memanipulasi struktur keluarga dalam rangka mengubah setting disfunsional. Pendekatan yang biasa digunakan adalah:
a.    Menyusun ulang kesatuan disfungsional
b.    Teknik intervensi struktural

6.    Komunikasi
Tujuan pendekatan komunikasi adalah mengubah perilaku disfungsional dan rangkaian perilaku yang tidak diinginkan antara anggota keluarga serta memperbanyak sekuensi perilaku diantara anggota keluarga untuk mengurangi timbulnya masalah-masalah dan simtom-simtom kerangka umum dari pendekatan komunikas adalah masa kini yaitu problem terkini atau perilaku yang sedang terjadi berulang secara konsisten antar individu. Fungsi dari terapis adalah aktif, manipulatif, problem fokus, paradoksial dan memberikan petunjuk.



DAFTAR PUSTAKA

Becvar, Dorothy S. Becvar, Raphael J. 1976.Family Teraphy ( A systematic Intregation). Adivision of  Simon & Schester, Inc. Needham Height; Massachusetts.

Korchin, Sheldon J. 1976.Modern Clinical Psychology. Basic Books, Inc. Publishers: New York.

Nietzel, Michael. 1998. Introduction To Clinical Psychology. Simon & Schuster /  Aviacom Company. Upper Saddle River: New Jersey.

Almasitoh, Ummu Hany. (2012). Model Terapi dalam Keluarga. Magistra.



Friday, April 14, 2017

Psikoterapi

Hasil gambar untuk psikoanalisa dalam psikoterapi
PENDEKATAN PSIKOANALISA DI DALAM PSIKOTERAPI
            Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang tersembunyi di alam bawah sadar. Psikoanalisa pertama kali diciptakan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal. Kesadaran dan ketidaksadaran merupakan kunci dari teori ini. Sebagian besar perilaku manusia didorong atau ditentukan oleh kekuatan atau kebutuhan yang tidak disadari, yaitu pengalaman masa lalu yang terpendam dalam ketidaksadaran.
            Tujuan dari psikoterapi psikoanalisis adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikoanalisis adalah: Asosiasi bebas, interpretasi atau penafsiran, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transferensi.

PENGERTIAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY (RET/TRE)
Hasil gambar untuk rational emotive therapy dalam psikoterapi
Terapi rasional emotif adalah sistem psikoterapi yang mengajari individu bagaimana sistem keyakinannya menentukan yang dirasakan dan dilakukannya pada berbagai peristiwa dalam kehidupan. Penekanan terapi ini pada cara berpikir mempengaruhi perasaan, sehingga termasuk dalam terapi kognitif. Terapi ini diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Albert Ellis, seorang psikolog klinis. Ellis menggabungkan terapi humanistik, filosofis, dan behavioral menjadi terapi rasional emotif (TRE). TRE banyak kesamaan dengan dengan terapi yang berorientasi pada kognisi, perilaku dan perbuatan dimana TRE menekankan pada berpikir, memikirkan, mengambil keputusan, menganalisis dan berbuat. TRE didasarkan pada asumsi bahwa kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi secara signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat timbal balik.

TUJUAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY
Ellis mengatakan tujuan utama terapi ini adalah untuk membantu individu-individu menanggulangi problem-problem perilaku dan emosi mereka untuk membawa mereka kekehidupan yang lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih terpenuhi. Secara sederhana dan umum tujuan terapi ini adalah membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis serta realisitik sebagai penggantinya. Secara terperinci terapi ini bertujuan untuk;
    Hasil gambar untuk rasional emotif terapi dalam psikoterapi
  • Memperbaiki dan mengubah segala perilaku, sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
  • Menghilangkan gangguan emosional yang merusak seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
  • Untuk membangun Self Interest (minat), Self Direction (pengendalian/ pengarahan diri), Tolerance (toleransi), Acceptance of Uncertainty (kesediaan menerima ketidakpastian), Fleksibel, Commitment (komitmen terhadap sesuatu), Scientific Thinking (berpikir logis), Risk Taking (keberanian mengambil resiko), dan Self Acceptance (penerimaan diri) klien.
Daftar Pustaka :
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Corey. Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Rafika Aditama



Saturday, March 11, 2017

Psikoterapi


 

PENGERTIAN PSIKOTERAPI
          Dilihat secara etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang.
Pengertian psikoterapi menurut beberapa tokoh:

  1. Watson & Morse (1977) Bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya,
  2. Corsini (1989) Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu oran, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yyang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
  3. Ivey & Simek-Downing (1980) Psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian.

Menurut pendapat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan pengertian psikoterapi adalah proses perawatan atau penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi, dimana adanya interaksi antara dua orang yang disebut terapis dan pasien.

PERBEDAAN ANTARA PSIKOTERAPI DENGAN KONSELING
       Psikoterapi menurut Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simptom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
     Sedangkan menurut Schertzer dan Stone (1980) Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
       Dari dua definisi di atas kita bisa tarik kesimpulan mengenai dua pembahasan tersebut bahwa konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
       Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang positif.

Perbedaan konseling dan psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
KONSELING
PSIKOTERAPI
    1.    Klien
    1.    Pasien
    2.    Gangguan yang kurang serius
    2.    Gangguan yang serius
    3.    Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
    3.  Masalah kepribadian dan pengambilan
          keputusan
    4.    Berhubungan dengan pencegahan
    4.    Berhubungan dengan penyembuhan
    5.  Lingkungan pendidikan dan non medis
    5.    Lingkungan medis
    6.    Berhubungan dengan kesadaran
    6.    Berhubungan dengan ketidaksadaran
    7.    Metode pendidikan
    7.    Metode penyembuhan

TUJUAN PSIKOTERAPI
       Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua oran tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991):
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan psikoterapi dengan berberapa pendekatan antara lain: 

  • Pendekatan psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  • Pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang unik.
  • Pendekatan terpusat pada Pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
  • Pendekatan Behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
  • Sehubung dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Corey (1991) merumuskan mengenai kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan: menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan toleran.
  • Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
  • Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan psikoterapi antara lain :

  1. Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
  2. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
  3. Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk dijangka panjang)
  4. Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus kepada pasien).

Daftar Pustaka:
https://echaelshanadia.wordpress.com/2015/03/20/pengertian-tujuan-dan-unsur-unsur-psikoterapi/
http://agatameida.blogspot.co.id/2015/05/perbedaan-antara-konseling-dan.html